
Penulis : Willy Putranta / utusan.net
Bantul. Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia membawa sukacita bagi seluruh umat Katolik khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya. Pastor Paroki St. Yakobus Bantul, D.I. Yogyakarta, Rm. Laurentius Dwi Agus Merdi Nugroho, Pr, menyampaikan kehadiran itu ditanggapi dengan penuh kegembiraan oleh umat di paroki yang digembalakannya.
“Sayangnya tidak semua umat bisa ikut bergabung dalam Misa di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) karena kuota terbatas. Maka, dibuatlah Misa hybrid di paroki ini. Selain itu, Bapa Uskup Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko, mengharapkan supaya semua umat mempunyai kesatuan hati dengan Misa di GBK. Maka, paroki-paroki diharapkan mengadakan Misa masing-masing,” terang Rm. Merdi sembari menyebut Paroki St. Yakobus Bantul mengirimkan 36 orang peserta yang mengikuti Misa bersama Paus secara langsung di Stadion GBK.

Di Paroki St. Yakobus Bantul, Misa hybrid bersama umat dengan mengikuti live streaming dari Stadion GBK digelar di tiga lokasi, yakni Gereja St. Yakobus Bantul (Pusat) serta di Gereja Mater Dei Imogiri dan Taman Doa Wajah Kerahiman (TDWK) Pajangan pada Kamis, 5 September 2024 pukul 17.00.
Untuk itu, altar dipersiapkan sedemikian rupa dengan lilin menyala. Namun, para imam atau prodiakon tidak berada di area altar, melainkan bersama dengan seluruh umat mengikuti Misa secara live streaming. “Bedanya, saat penerimaan komuni, kami menerimakan hosti kepada umat,” ucap Rm. Merdi.
Hosti yang diterima umat sudah ada di tabernakel dan sudah diberkati pada Misa pagi pada hari yang sama atau sebelumnya. Saat penerimaan komuni, imam atau prodiakon mengambil hosti di tabernakel tersebut dan membagikan kepada umat.
Kepada umat, baik yang mengikuti Misa secara langsung di GBK maupun secara live streaming, Rm. Merdi berpesan, “Sungguh, peristiwa kehadiran Paus Fransiskus adalah momen istimewa bagi kita. Lewat kehadiran kita secara langsung di GBK ataupun di paroki dan tempat tugas kita, mari kita semakin memupuk kesatuan iman, harapan, dan kasih bersama dalam Misa bersama paus Fransiskus.”

Tentang perjalanan apostolik Paus Fransiskus di Indonesia, Rm. Merdi menangkap kesan peristiwa ini sangat agung, istimewa, spesial, sekaligus penuh makna setelah 35 tahun berselang sejak kunjungan Paus Yohanes Paulus II di Yogyakarta. “Ini menjadi momen yang tak terlupakan bagi seluruh umat. Semoga acara yang sudah disiapkan dengan baik dan luar biasa ini juga memberikan dampak yang baik bagi bangsa dan negara kita,” harapnya.
Dari situ, Rm. Merdi memetik inspirasi dari Paus Fransiskus, yakni sebagai orang suci yang berjalan. “Kesederhanaan, persaudaraan dengan siapa pun, perhatian kepada orang miskin dan alam, serta pancaran wajah yang penuh senyum menggambarkan keterbukaan untuk bersahabat dengan siapa pun. Bukan merupakan pencitraan, tetapi way of life-nya,” pungkasnya.